Friday, October 15, 2010

Pusat Kehidupan

Pusat dari kehidupan sebenarnya berada pada Kerajaan Surga, di sanalah terletak kontrol penuh dari pergerakan segenap alam semesta, bumi ini hanya persinggahan sementara, sifatnya yang fana dan semu tidak bisa dijadikan inti dari tujuan hidup. Maka dari itu perbuatlah segala sesuatu bagi Tuhan Yesus Kristus sang Raja dan pemilik dari Kerajaan Surga.

Menghadapi Masalah

Jangan melarikan diri dari masalah, sebaliknya, hadapi dan perbaikilah keadaannya. Karena masalah yang datang ditujukan untuk menyadarkan dan mengajar kita, supaya di dalam setiap situasi kita akan mampu untuk melewatinya dengan penuh kemenangan. Berdoalah dan mintalah petunjuk kepada Tuhan, Ia yang memiliki seluruh kehidupan akan menuntun kita kepada jalan yang terbaik.

Thursday, October 14, 2010

Jenis Makanan Yang Dilarang Alkitab


Jenis Makanan Yang Dilarang

Di dalam ayat Kis 15:22-34, Paulus mengirimkan suratnya kepada jemaat Antiokhia, nampaknya ada beberapa pengajaran yang menggelisahkan dan menggoyahkan hati mereka (ayat 24).

Nampaknya ada beberapa peraturan yang ditetapkan secara berlebihan, karena di ayat 28 tertulis : “Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang perlu ini:”

Ayat 29: “kamu harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari percabulan. Jikalau kamu memelihara diri dari hal-hal ini, kamu berbuat baik. Sekianlah, selamat."

Jadi intinya, Paulus mengirim surat untuk menenangkan hati penduduk Antiokhia, bahwa selain daripada makan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, makan darah dan daging binatang yang dicekik (daging binatan yang dicekik mengandung darah, karena tidak dipotong, sehingga darahnya tidak keluar), yang lain boleh dimakan, dan tentunya percabulan dalam bentuk apapun dilarang. Hal ini dijelaskan Paulus merupakan keputusan Roh Kudus.

Melalui perikop ini kita mengetahui, bahwa ada beberapa jenis makanan yang jelas dilarang, tetapi sampai sekarang orang Kristen masih mengkonsumsinya dengan sadar, tahu dengan jelas apa yang mereka makan, dengan bermacam-macam dalih.

Memang benar pada Kisah Rasul 10 dijelaskan bahwa semua jenis daging binatang boleh dimakan, tapi tidak semua makanan boleh dimakan, tiga jenis makanan yang tertulis di atas tetap dilarang, bukan dianggap haram, tapi dilarang. Kalau hanya haram, si pemakan akan menjadi najis, tapi makan sesuatu yang dilarang berakibat pada penghukuman, bahkan kematian. (baca Im 17:14, Kej 9:4).

Mungkin makanan sembahan berhala banyak yang menyatakan tidak boleh dimakan, karena jelas jemaat sudah mengerti bahwa makanan-makanan tersebut telah diserahkan kepada setan terlebih dahulu, tetapi larangan makan darah masih diperdebatkan dengan mengambil alasan dari ayat-ayat tertentu.

Darah adalah nyawa, nyawa mahluk hidup apapun kepunyaan Tuhan, janganlah kita melangkahi apa yang diperintahkanNya. Darah sakral nilainya, pada jaman sebelum Yesus penebusan dosa dengan darah domba, lembu dll., tetapi setelah Yesus datang, Ia memberikan darahNya sebagai media penebusan dosa seluruh umat yang percaya.
(Note: darah di sini merupakan artian harafiah, jadi bukan termasuk perjamuan kudus).

Di dalam ilmu kedokteran-pun darah dinyatakan tidak sehat untuk dikonsumsi, karena mengandung banyak kuman penyakit dan virus.

Kita diberikan banyak privilege, kemudahan dan berbagai fasilitas dari Tuhan dalam menjalankan hidup ini, bila kita masih bisa menentukan mana yang baik dan benar, menuruti Firman Tuhan dengan segenap hati, kenapa harus memilih hal-hal yang dilarang dengan mengungkapkan dalih-dalih untuk memuaskan nafsu kedagingan yang kelewat besar? Ingatlah bahwa Kerajaan Surga sudah dekat, hiduplah kudus sebisa mungkin untuk menjaga integritas hubungan kita dengan Tuhan.

Tuesday, October 12, 2010

Hidup Berkecukupan di Dalam Tuhan

Tidak Cukup! Kata-kata itu kerap kali terdengar bila kita merasa pendapatan kurang memadai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sebagai kelanjutannya kita akan mulai bersungut-sungut, merasa selalu tidak puas dengan keadaan kita sekarang ini, yang bila dibiarkan akan berakar dan menetap di dalam pola hidup, kita akan selalu merasa kekurangan dan tidak bahagia.

Kita akan mulai melirik teman-teman kita, yang kelihatannya lebih berkecukupan daripada kita, dan bertanya-tanya; kenapa aku tidak seperti dia yang hidupnya sejahtera? Kenapa pekerjaannku sekarang tidak diberkati Tuhan?
Bersama dengan hal-hal ini mulailah timbul iri hati, menginginkan kepunyaan teman, dll. yang akan terus berakumulasi menjadi kepahitan di dalam hidup.

Hal ini terjadi kalau kita terlalu terikat dengan uang, bukan bergantung kepada Tuhan. (Pengkotbah 5:9).

Sedangkan Tuhan Yesus memerintahkan murid-muridNya untuk hidup seadanya di dalam pengutusan mereka? (Matius 10:9-10). Ia berkata, setiap pekerja patut mendapat upahnya! Jadi bila kita melakukan apa yang benar dan berkenan di hadapan Tuhan, Ia pasti mencukupi kita apapun keadaaanya ( Mazmur 34:10-11).

Apapun yang diberikanNya kepada kita, seharusnya cukup untuk kehidupan kita sehari-hari, karena Dialah yang memiliki hidup ini, Ia lebih tahu segala kebutuhan kita daripada kita sendiri.

Cobalah untuk men-trace back kehidupan kita, mungkin ada yang tidak berkenan kepada Tuhan, atau memang kita terlalu suka berfoya-foya dengan uang yang dipercayakan kepada kita? Sehingga besar pasak daripada tiang? Di Amsal 21 tertulis bahwa orang yang suka bersenang-senang menghamburkan uang tidak akan menjadi kaya.

Maka dari itu kita harus hidup kudus dan berkenan kepadaNya, ikuti segala FirmanNya, bacalah Alkitab sebagai petunjuk dan bersekutu dalam doa setiap hari, sehingga Ia akan selalu memberkati kita, karena apa yang kita tabur, itulah yang kita tuai, segala perbuatan kita ada konsekuensinya. Hidup berkenan kepda Tuhan = Hidup berkecukupan.

Kemacetan Lalu Lintas di Dalam Kehidupan

Menghadapi permasalah hidup seperti terjebak di dalam kemacetan lalu lintas, kita tidak dapat melihat keseluruhan dari masalah tersebut, kita hanya menanti di satu titik dan berharap jalanan akan segera lancar, seberapa panjang atau seberap...a rumitkah kemacetan itu? Penyebabnya-pun kadang tidak jelas.

Tetapi kita selalu bisa menekan tombol radio untuk mendapat bantuan jalan-raya yang memang disiarkan oleh beberapa stasiun radio. Stasiun tersebut memiliki armada helicopter yang dapat memantau situasi dari udara, dengan begitu mereka dapat melihat jelas apa yang sedang terjadi, sehingga dapat memberi petunjuk bagi para pemakai jalan.

Begitu pula dengan segala masalah kita yang kadang terlihat tanpa batas dan begitu rumit, kita dapat meminta bantuan dari Tuhan kapanpun juga, Ia yang melihat kita dari atas sana mengetahui, memahami dan memiliki jalan keluar bagi setiap permasalahan kita.

Maka dari itu, apapun permasalahan kita, sulit atau sederhana, semua pasti dapat diatasi bila kita bersandar pada Tuhan. Bukanlah berdasarkan pengertian kita sendiri, tetapi melalui hikmat dari Tuhan kita mendapatkan setiap jalan keluar.
(Amsal 3:5 - Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri).

Monday, September 6, 2010

Indigo Children by Debra Hegerle

Indigo Children

by Debra Hegerle


("The Indigo Child is a boy or girl who displays a new and unusual set of psychological attributes, revealing a pattern of behavior generally undocumented before. This pattern has singularly unique factors that call for parents and teachers to change their treatment and upbringing of these kids to assist them in achieving balance and harmony in their lives, and to help them avoid frustration."
-- Lee Carroll & Jan Tober)


I have a seven-year-old Indigo son. I've been working as a teacher's aide in his classrooms through preschool, kindergarten, and now first grade, and I've observed his interactions with Indigos and non-Indigos of all ages. It's been interesting! In fact, trying to put it all down in writing has been a challenge because the children do so many subtle things.


Indigos process their emotions differently than non Indigos because they have high self-esteem and strong integrity. They can read you like an open book and quickly notice and neutralize any hidden agendas or attempts to manipulate them, however subtly. In fact, they can see your hidden agendas even if you can't! They have inherently strong determination to work things through for themselves and only want outside guidance if it's presented to them with respect and within a format of true choice. They prefer to work situations out for themselves.


They come in with their intentions and gifts easily identifiable from birth. They can suck up knowledge like a sponge, especially if they like or are drawn to a subject, which makes them very advanced in their areas of interest. Experiencing life helps them learn best, so they create the experiences they need to help them with their current problem or area where they need to grow. They respond best when treated like a respected adult.


Not only are they masters at intuitively picking up on hidden agendas or motives, but they are equally masterful at turning those agendas back onto the people using them, especially their parents. Psychological "button pushing" often causes them to be labeled as nonconformists. If they notice that there is a hidden motive behind your attempt to get them to do something, they will resist strongly and feel perfectly justified in doing so. From their point of view, if you're not doing your work in the relationship, they can challenge you on it.


When I called them good "button pushers" what I really meant is that they're working with us adults to help us recognize where we are holding and using old, subtle patterns to manipulate them, which used to work but will no longer. So if you are constantly getting resistance from an Indigo, check yourself first. They may be holding up a mirror for you, or be asking you, in a nonconformist way, for help in finding new boundaries, fine-tuning their own skills or talents, or going to the next level of growth.


Indigos have innate healing abilities that are usually already active; however, they may not know that they are using them! The most spectacular thing I observed was how they formed groups, adjusting and spacing themselves, especially around another child who might have been sick or upset — sitting and blending their energy field with that child's. Most often, they paired up one on one, but sometimes they formed groups and sat in either a triangular or diamond-shaped pattern. It wasn't done in an obvious way, but very subtly. When finished, they were off to something else.


It was amazing. They just did it, but they didn't want to discuss it; in some cases, they weren't even consciously aware of what they were doing or why! It was so natural to them that if a child needed something from the Indigos, they just went and sat next to them for a while, not even necessarily talking, and then they separated.


Another interesting thing was that, off and on throughout the year, the Indigos went through periods of attracting and repelling each other, or periods of really needing each other's company and then of not needing it. I'm not totally clear on this, but it seems to coincide with individual personal development. The closeness and concern they had for each other was never lost during those periods of separation, but they wouldn't go back together, either, until all was right for them.


I'll give you one little story regarding my Indigo son. Let me give you the background: My husband and his family are Chinese Americans, and I am of German/Finnish heritage. My husband's family places great emphasis on education, and the siblings were brought up with a strong need to succeed. This still sometimes spills over onto their children, in the form of whose are better, smarter, and faster. My husband and I agree about not participating in all this competitiveness, but that doesn't stop it from happening around us. To top it off, consider that out of the five grandchildren, my son is the only boy — that is, the only male heir — and I think you'll get a pretty clear picture of the undercurrents.


We were at my in-laws' house on Christmas day, and my son, who was almost four years old at the time, was showing off his Millennium Falcon™ (a Star Wars™ toy that was meant for a six-year-old) that he had received from us that morning. It was the giant one that opens up, and inside were all kinds of little compartments, similarly but not identically shaped. He wasn't interested in that portion of the toy at that time. He was only interested in pretending to fly it and shoot the rockets — living out his fantasies. One of his uncles asked to play with it and proceeded to take all the little doors off of all the compartments. He handed them to my son in a pile and asked, "Can you put this back together?"


It was a setup! All the doors were the same color, and the differences in shape and size were very subtle. Oh, and the tone of voice he used — like butter wouldn't melt in his mouth. This uncle has three daughters and a whole lot of personal agendas, so his actions were not a total surprise, but . . . I absolutely love what happened next.


I started to intervene, and my son turned and looked me, dead in the eye, with a look on his face I'll never forget. He looked at me to see what I was going to do, and in the instant that it took for him to read my intentions, which were of Mommy Lioness — I'm not going to let this happen to my son — he responded just as quickly. He gave me a look that said, Back off, Mom, I'm taking this one on myself, and I felt the energy shift as he took command of the entire room. Everyone stopped talking and turned to look over at him. He calmly said to his uncle, "I don't know. I've never done that before; let me see." Then he proceeded to put that thing back together quickly and accurately!


When he was done, the energy shifted again, and he looked over at me as if to ask, "Was that okay?" I just smiled and said, "Good job." Everyone there caught the double meaning, including his uncle, who has never since done anything like that to my son or to anyone else's child in our presence.


No direct comments were made that night about the situation. We all just knew that we were each going to process it individually and privately, each getting our own lesson — all because this little one decided to learn for himself.


Indigos are born masters — each and every one! We have to understand that they fully expect every one of us to do what they are doing naturally, and if we don't, they keep pushing our buttons until we get it right — that is, until we become the masters of our own lives. So when my son did his thing, he taught everyone there a quiet lesson, including himself.


For me, the lesson was, let him go; despite his age, he is capable. Stay aware and watch the process. The process in this case was very interesting. He quickly and accurately sized up the situation, and determined his response based on what he wanted to experience. After making sure he had backup, he chose to confront the person directly, and at that point, he immediately called up all the energies necessary to complete the task. Afterward, he released it all back just as quickly and went back to his own business.


I've witnessed many similar situations that he or other Indigos handled in the same way. They will size up a situation and then choose their actions based on what they want to experience at the time. The only adjustments to this pattern that I've seen were based on what type of backup they had. In a safe environment, they have consistently used this pattern.


Safety is very important, because all children need to feel safe to fully explore their universe. For Indigos, safety means that it's okay to do things differently! Giving everyone this space is the best thing we can do for children and for ourselves.

Source: http://www.innerself.com/Parenting/indigo_children.htm

---------------------------------------------------------------------------
Characteristics

(http://en.wikipedia.org/wiki/Indigo_children)

Descriptions of indigo children include the belief that they are empathetic, curious, strong-willed, independent, and often perceived by friends and family as being weird; possess a clear sense of self-definition and purpose; and also exhibit a strong inclination towards spiritual matters from early childhood. Indigo children have also been described as having a strong feeling of entitlement, or "deserving to be here." Other alleged traits include a high intelligence quotient, an inherent intuitive ability, and resistance to authority.[3][5] According to Tober and Carroll, indigo children function poorly in conventional schools due to their rejection of authority, being smarter than their teachers, and a lack of response to guilt-, fear- or manipulation-based discipline.[6]
Attention-deficit hyperactivity disorder

Many children labelled indigo by their parents are diagnosed with attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD)[7] and Tober and Carroll's book The Indigo Children linked the concept with diagnosis of ADHD. Their book makes the case that the children are a new stage of evolution rather than children with a medical diagnosis, and that they require special treatment rather than medications.[5] Robert Todd Carroll points out that labeling a child an indigo is an alternative to a diagnosis that implies imperfection, damage or mental illness, which may appeal to many parents, a belief echoed by many academic psychologists.[7] He also points out that many of the commentators on the indigo phenomenon are of varying qualifications and expertise. Linking the concept of indigo children with the distaste for the use of Ritalin to control ADHD, Carroll states "The hype and near-hysteria surrounding the use of Ritalin has contributed to an atmosphere that makes it possible for a book like Indigo Children to be taken seriously. Given the choice, who wouldn't rather believe their children are special and chosen for some high mission rather than that they have a brain disorder?"[8]


Stephen Hinshaw, a professor of psychology at the University of California, Berkeley, states that concerns regarding the overmedicalization of children are legitimate but even gifted children with ADHD learn better with more structure rather than less, even if the structure initially causes difficulties. Many labeled as indigo children are or have been home schooled.[3]

Thursday, August 26, 2010

Pentingnya Kerjasama Yang Solid

Keselarasan dalam suatu system yang berjalan sangatlah penting, masing-masing bagian memiliki tugasnya masing-masing, yang satu tidaklah kalah penting dari yang lain, karena bila salah satu bagian tidak berjalan dengan baik, koordinasi dari system tersebut menjadi kacau dan mendatangkan celaka.

Misalnya saja kejadian tadi siang yang saya alami, sewaktu saya sedang mengetes mainan, saya terpaksa berlari untuk mencegah mainan itu jatuh ke tangga, tapi celakanya sandal yang saya pakai alasnya sudah rusak, alhasil kaki kanan saya slip, dan saya terbanting dengan keras ke lantai, seluruh anggota tubuh saya terasa sangat sakit, dan sampai sekarang masih ada efeknya. Itu semua gara-gara sol sandal yang rusak, koordinasi tubuh saya sewaktu berlari jadi kacau.

Begitu pula dengan gereja, mulai dari sebuah komunitas kecil hingga jemaat yang besar membutuhkan sistem koordinasi yang baik, seluruh anggotanya harus melaksanakan tugasnya masing-masing dengan baik dan benar. Bila ada anggota yang tidak selaras dengan komunitasnya, ia tidak bisa bekerja sama dan membaur dengan anggota lainnya, komunitas tersebut akan berantakan, akan timbul perselisihan yang bisa berlanjut menjadi akar pahit di antara anggotanya, mungkin disebabkan oleh hal yang kecil saja, tapi tetap bisa merusak kesatuan dari komunitas tersebut. Efek yang ditimbulkan tidak mudah hilang begitu saja, akan ada luka membekas pada anggotanya.

Itu sebabnya Rasul Paulus mengatakan; banyak anggota namun tetap satu tubuh Kristus, masing-masing penting peranannya, jangan berusaha berjalan sendiri, karena anggota tubuh yang satu memerlukan anggota tubuh lainnya, sekecil apapun ia. (I Korintus 12:12-31). Bila ada anggota yang salah jalan, memerlukan arahan dan bantuan, hendaklah saudara-saudaranya membantu, menguatkan serta memberi bimbingan kepadanya, bukannya didiamkan atau bahkan dimusuhi. Karena satu bagian yang rusak akan mencelakakan seluruh sistem. Satu orang yang menjadi pahit hati, bisa menghancurkan kelompok/komunitasnya.

Maka dari itu, bila kita merasa ada dari saudara-saudara kita yang membutuhkan perhatian dan bimbingan, bantulah mereka, berusahalah untuk tetap dalam kesatuan yang utuh dan solid, jangan malah menjauhkan diri.
Lagipula, kalau saudara kita sendiri tidak dapat kita kasihi dengan tulus apapun keadaannya, bagaimana dengan perintah Tuhan tentang mengasihi musuh?
Yesus Kristus mengajarkan kita untuk mengasihi sesama apapun kondisinya, bahkan bila orang itu membenci kita sekalipun. (Lukas 6: 27-36).
Beriman penuh kalau Roh Kudus akan bekerja dan mendukung kita di setiap usaha kita.

Wednesday, August 25, 2010

Kebangkitan Kembali Tentara Tuhan

Yeh 37:4-6
"...Hai tulang2 yg kering, dengarlah firman Tuhan!...Aku memberi nafas hidup di dalammu supaya kamu hidup kembali...Dan kamu akan mengetahui bhw Akulah Tuhan."


Yeh 37 :1-14: Kebangkitan kembali tentara Allah, umat pilihannya. Karena nafas hidup dari Tuhan (zoe) telah dikembalikan melalui penebusan Kristus kpd umatNya yang dipanggil dan percaya.

Bagi yg terpanggil, jawablah panggilanNya, dan bagi yg sudah menerima panggilanNya, bergumul dan perjuangkanlah di segala tugasmu di dalam Yesus Kristus; Tuhan, Raja dan Bapak kita.

Saturday, August 21, 2010

Aman Di Dalam Tuhan

Manusia datang dan pergi, ia bahkan tidak tahu apa yang akan terjadi pada hidupnya satu detik ke depan, yang ia kerjakan hanyalah melakukan tugasnya yang sudah ditentukan Tuhan selangkah demi selangkah. Janganlah berharap kepada manusia sehebat apapun ia, menggantungkan masa depan kepada manusia ibarat orang buta menuntun orang buta. Bersandarlah kepada Tuhan, pemilik segala kehidupan. Hanya Dia yang bisa menjaga manusia di segala keadaan. Maka jiwamu akan mendapat ketenangan, dikelilingi tembok tebal yang paling kokoh. (Maz 23:1-6)

Thursday, August 19, 2010

Kitab Pengkotbah: Penyesalan Raja Salomo

Kalau kita membaca kitab Pengkotbah, yang diakui sebagai tulisan-tulisan dari Raja Salomo, mayoritas berisi tentang kesia-siaan di dalam hidup, bahkan pencarian hikmat, yang pada kitab Amsal begitu ditekankan oleh penulis yang sama (Amsal 1:1-7), dianggap sebagai kesia-siaan juga (Pengkotbah 1:12-26). Beberapa orang mulai berpikir, apakah benar dua kitab ini ditulis oleh orang yang sama? Karena isinya benar-benar bertentangan satu sama lain.

Bila dibaca sepintas lalu, isi kitab Pengkotbah benar-benar membuat down; semua perbuatan manusia dan hidupnya adalah sia-sia! Apakah yang sebenarnya hendak disampaikan oleh Raja yang terkenal dengan hikmat dan kemasyurannya ini?

Inti dari kitab ini adalah Raja Salomo menyatakan penyesalan-penyesalannya di masa tuanya, atas hal-hal kedagingan yang dikejarnya semasa muda, sehingga hal-hal indah yang sebenarnya sudah disediakan Tuhan baginya terlewat begitu saja (Pengkotbah 9: 7-10). Ia baru menyadari, ternyata segala sesuatunya pasti berakhir dan apapun yang di luar kemuliaan Tuhan akan lenyap begitu saja, termasuk hikmat dan ilmu pengetahuan, karena apa yang dimiliki manusia selama hidup tidak sempurna (1 Korintus 13:8-9), hal-hal tersebut hanyalah “sarana” dari Tuhan supaya kita dapat melaksanakan dengan baik tugas-tugas yang diberikan olehNya, bukankah mengasihi dan melaksanakan perintahNya dengan sepenuh hati merupakan inti dari hidup itu sendiri?

Raja Salomo merupakan golongan orang-orang pintar, yang bahkan lebih berhikmat dari orang-orang lain pada masa sebelum dan sesudah hidupnya (1 Raja-raja 3: 11-13), tampaknya karena anugrah hikmat yang diberikan oleh Tuhan kepadanya, ia, seperti kebanyakan orang-orang lain juga, begitu mengejar hikmat dan kebijaksanaan tersebut, bahkan terlalu berlebihan, sehingga kerjanya setiap hari adalah menggali ilmu pengetahuan, membuat banyak buku, sehingga pada akhirnya ia merasa begitu jenuh sendiri (Pengkotbah 12:12). Hal ini benar sia-sia, karena pada akhirnya kemuliaan dan kehormatan untuk dirinya sendirilah yang dicari, bukan lagi untuk pekerjaan Tuhan seperti pada awalnya (1 Raja-raja 3: 9).

Apapun yang kita dapatkan lebih dari Tuhan, termasuk kepintaran, kecantikan, kekayaan dan lainnya, adalah anugerah yang perlu dijaga sepenuhnya di dalam kekudusan. Bila kita mulai mencari-cari hal-hal yang lebih lagi, mungkin bisa dicek kembali; apakah benar ini yang diinginkan Tuhan? Bergunakah ini bagi pekerjaan Tuhan? Atau hanya keiinginan kita pribadi? Perlu diingat ada hal-hal yang tidak berfaedah di dalam hidup, mungkin terlihat baik, tapi pada dasarnya tidak berguna bagi pekerjaan/rencana Tuhan atas hidup kita. FirmanNya-lah yang menjadi tolok ukur bagi benar dan lurusnya jalan hidup seorang manusia (Mazmur 119:105).

Seperti apa yang telah dinasehatkan oleh Raja Salomo kepada generasi sesudahnya; pada akhirnya segala sesuatu kembali kepada Tuhan sebagai pencipta manusia dan segala jalan hidupnya, arahkan pandangan kita kepada Tuhan, dan mintalah petunjuk dariNya, maka itulah hal yang terbaik yang bisa didapatkan seorang manusia, karena segala sesuatu adalah kepunyaanNya, apapun yang kita miliki adalah milikNya, termasuk hidup kita, dan apapun yang kita raih di dunia, yang bersifat daging, akan lenyap begitu saja seiring dengan berjalannya waktu.

Note: Bahkan mungkin juga ia menikahi begitu banyak wanita juga demi kebutuhan politiknya, bukan hanya ketertarikan pada lawan jenis yang sesungguhnya (ia memiliki 700 isteri dan 300 gundik!), melainkan supaya kerajaannya semakin kuat, padahal yang ia lakukan adalah tanpa hikmat dari Tuhan, sehingga wanita-wanita ini malah menjebloskan dia ke dalam penyembahan berhala (1 Raja-raja 11:4).

Berhati-Hatilah Dalam Bersikap

Jangan menghakimi (Mat 7:1), jangan mengutuk (Rm. 12:14) dan menghina orang (Ams. 14:21), seburuk apapun kelakuan dan keadaan orang tersebut, karena kamu tidak pernah tahu siapa dan akan menjadi apa orang yang kamu tunjuk tersebut, sedangkan hari depanmu sendiri tidaklah kamu ketahui.

Bila orang tersebut calon hamba Tuhan yang sedang dibina dan dibangun oleh Tuhan, kamu telah berdosa dan siap menerima hukuman, sebab perihal seorang hamba adalah urusan Tuannya (Rm 14:4), ingatlah bahwa pemilihan seorang hamba Tuhan dimulai dari sewaktu bakal anak di kandungan ibunya (Yer 1:5).

Lagipula Tuhan kita Yesus Kristus sudah mengatakan “Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?” (Mat 7:3). Kita harus selalu menguasai diri dan mengingat bahwa tidak ada orang yang tidak berdosa (I Yoh. 1:8).

Bila seseorang melakukan kesalahan, menyimpang dari jalan-jalan yang sudah ditentukan Tuhan dan keluar dari perintah FirmanNya, nasihati dan tegurlah dia dalam kasih dan jelaskan dengan pengertian, dan sabarlah satu dengan yang lain. (I Tes 5:11, 14) ; (2Tim. 4:2) ; (Tit. 2:6) ; (Mat. 18:15).

Jagalah lidahmu untuk menjaga kekudusan, bila ada sesuatu yang mengganjal di dalam hati ungkapkanlah dalam doa-doamu kepada Tuhan, tapi tetaplah tutup mulutmu (Maz 4:4). Janganlah mengucapkan kata-kata yang tidak perlu, karena setiap perkataanmu diperhitungkan di hari penghakiman (Mat 12:36).

Bila kamu ditipu, hak milikmu dirampas dan dicuri orang, janganlah hal itu disimpan dalam hati dan menjadi batu sandungan bagimu, karena hal tersebut akan membuat hati semakin panas dan pada akhirnya membuahkan dosa.
Serahkan saja perkara tersebut kepada Tuhan, yang akan memperhitungkan hal tersebut, karena segala apa yang ada padamu adalah kepunyaan Tuhan, jadi bila seseorang mencuri darimu, artinya ia mencuri milik Tuhan. (Ams 6:30-31).

Di dalam Tuhan hikmat tidak terbatas, tetapi di luar Tuhan ia terperangkap dalam pikiran sempit seorang manusia sehingga tidak mampu berkembang dan akhirnya mati.

Berjaga-Jaga Dan Menjaga Kekudusan

Bila pada saat ini kita sudah terpanggil dan mulai bertumbuh di dalam Kristus, peliharalah segala kekudusan untuk menjaga diri.

Berhati-hatilah dalam bertindak, andalkan Tuhan di setiap tindakan, jadikanlah Firman pelita bagi perjalanan hidupmu.

Sebab bila kita kalah dengan daging ini, dan sudah terikat kembali ke dosa-dosa lama, keadaan akan menjadi sangat buruk, bahkan dikatakan di II Petrus 2:21; lebih baik tidak pernah mengenal kebenaran itu daripada setelah mengenal lalu berbalik dari perintah kudus itu.

Kita semua menginginkan akhir yang bahagia di Surga kekal, jadi peliharalah dengan baik apa yang sudah kita dapatkan, karena ingatlah Yesus sudah berkata: “Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih." (Matius 22:14).

Berjaga-jagalah, jangan sampai pelitamu padam, dan pinggangmu tetap berikat. (Lukas 12:35-36)

Bersatunya Tubuh Kristus – Kembali Kepada Gereja Mula-Mula

Gereja di sini yang saya maksud bukanlah sebuah gedung atau aliran tertentu, tetapi merupakan orang-orang yang mengikrarkan diri sebagai pengikut dan murid-murid dari Yesus Kristus, alias orang-orang Kristen.
Karena adanya perbedaan budaya setempat, budaya dari nenek moyang, atau pergerakan-pergerakan tertentu seperti reformasi di dalam tubuh gereja oleh beberapa tokoh. Tubuh Kristus terbagi menjadi dua golongan besar: Protestan dan Katholik, selanjutnya pada masing-masing golongan terbagi-bagi lagi menjadi aliran-aliran seperti: ortodoks, karismatik, pentakosta dll.

Di dalam setiap aliran itupun masih ada cabang-cabang yang tumbuh. Intinya: Dalam ke-Kristenan begitu banyak ragam dan rupa, berwarna-warni jubah yang menghiasi tubuh mempelai Kristus (Yeh 16:10; Aku mengenakan pakaian berwarna-warna kepadamu dan memberikan engkau sandal-sandal dari kulit lumba-lumba dan tutup kepala dari lenan halus dan selendang dari sutera.)

Di dalam I Korintus 12: 12-31 yang ditulis oleh rasul Paulus, dijelaskan bahwa banyak anggota tetapi satu tubuh, masing-masing memiliki fungsinya sendiri-sendiri, tidak ada yang patut memegahkan diri dengan menganggap dirinya paling penting dan paling mulia, karena yang satu tidak dapat berfungsi tanpa yang lainnya!

Janganlah berusaha berdiri sendiri, karena setiap ranting yang tidak lagi terhubung dengan batang pohon, pasti lama-lama kering dan mati.

Yoh 15
4 - Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.
5 - Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.

Hati-hatilah terhadap Menara Babel Rohani, terselubung namun menghancurkan tubuh-tubuh Kristus. Menara Babel Rohani adalah usaha-usaha yang dilakukan suatu gereja atau aliran tertentu untuk membangun dan memegahkan dirinya sendiri yang lama kelamaan menjadi suatu pride/kebanggaan tersendiri dengan mulai melupakan Tuhan Yesus sebagai pokok/inti dari segala bentuk keKristenan. Misalnya dengan; menyebar doktrin, pembenaran diri sendiri, penyerangan terhadap aliran lain dll.
Kita semua tahu apa yang akhirnya terjadi dengan menara babel di dalam Kejadian 11:1-8 bukan?

Lama kelamaan gereja/tokoh tertentu akan semakin "besar" dan menghalangi pemandangan jemaat kepada Yesus Kristus. Contohlah teladan Yohanes Pembaptis, dalam Yoh 3: 26-30. Di dalam ayat ke-30 ia berkata bahwa Yesus harus semakin besar dan ia sendiri akan semakin kecil, karena memang Yesus-lah yang jadi terutama, bukan kita. Kita sukses di dalam pelayanan karena anugerahNya, bukan usaha kita sendiri. Jadi sangatlah tidak layak kita melambung tinggi dan menutupi kemuliaanNya!

Kita merupakan tubuh Kristus, janganlah membangun ke atas di satu titik, tapi berpencarlah, supaya kita dapat memenangkan Kerajaan Surga. Bagi yang pernah bermain game strategi pasti tahu cara memenangkan suatu challange; membangun dan menyebar. Siapa yang paling banyak menguasai suatu daerah, dialah pemenangnya. Begitu pula dengan kita semua para laskar Kristus!!!
Kita harus bersatu, menyebar dalam satu visi dan misi meskipun berbeda-beda aliran, budaya suku dan bangsa; Bersatu dalam Tubuh Kristus dan menjalankan amanat agungNya!

Mat 28: 19-20
19 - Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
20 - dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."


Kita harus pergi keluar, bukan diam di tempat dan membangun menara babel rohani!!

Kembalilah seperti gereja mula-mula yang hidup dalam persatuan dengan visi dan misi yang sama. Semakin lama gereja semakin pecah dan memegahkan diri sendiri, berusaha menghancurkan satu sama lain. Ingat apa yang didengar oleh Konstantin sewaktu ia mendapat penglihatan monogram Chi-Rho (huruf Yunani yang berarti Kristus); Εν Τούτῳ Νίκα - "In this sign, you shall conquer" yang kalau boleh saya artikan; di dalam Kristus ada kemenangan, penaklukan.
Tubuh Kristus secara utuh, bukan satu anggota tubuh saja.

Terimalah satu dengan yang lain, hiduplah dalam damai, sharing sangat dibutuhkan untuk memperbaiki, menambah pengetahuan, dan memperkuat satu sama lainnya, yang satu menopang dan membantu yang lainnya, tidak ada yang sempurna, tidak ada yang dapat berjalan sendiri, karena masing-masing harus bekerja sama membangun satu tubuh Kristus, itulah yang Ia inginkan.

Pemimpin atau Gembala Sidang mungkin banyak, mereka adalah hamba-hamba yang dipercayakan dan ditugaskan pada cabang-cabang, tetapi pemilik dan bos Gereja hanya satu: Tuhan kita Yesus Kristus!

Yesaya 41
6 - Yang seorang menolong yang lain dan berkata kepada temannya: "Kuatkanlah hatimu!"
7 - Tukang besi menguatkan hati tukang emas, dan orang yang memipihkan logam dengan martil menguatkan hati orang yang menempa di atas landasan; ia berkata tentang patrian: "Itu baik," lalu menguatkannya dengan paku-paku, sehingga tidak goyang.

I Korintus
1:10 Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir.
1:13 Adakah Kristus terbagi-bagi? Adakah Paulus disalibkan karena kamu? Atau adakah kamu dibaptis dalam nama Paulus?
3:4 Karena jika yang seorang berkata: "Aku dari golongan Paulus," dan yang lain berkata: "Aku dari golongan Apolos," bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi yang bukan rohani?
3:5 Jadi, apakah Apolos? Apakah Paulus? Pelayan-pelayan Tuhan yang olehnya kamu menjadi percaya, masing-masing menurut jalan yang diberikan Tuhan kepadanya.

Pengkotbah 4
9 - Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka.
10 - Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya!
11 - Juga kalau orang tidur berdua, mereka menjadi panas, tetapi bagaimana seorang saja dapat menjadi panas?
12 - Dan bilamana seorang dapat dialahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan.

Tips Pelayanan Melalui Amsal 27: 21-27

Amsal 27 : 21-27
21  - Kui untuk melebur perak dan perapian untuk melebur emas, dan orang dinilai menurut pujian yang diberikan kepadanya.
22  - Sekalipun engkau menumbuk orang bodoh dalam lesung, dengan alu bersama-sama gandum, kebodohannya tidak akan lenyap dari padanya.
23  - Kenallah baik-baik keadaan kambing dombamu, perhatikanlah kawanan hewanmu.
24  - Karena harta benda tidaklah abadi. Apakah mahkota tetap turun-temurun?
25  - Kalau rumput menghilang dan tunas muda nampak, dan rumput gunung dikumpulkan,
26  - maka engkau mempunyai domba-domba muda untuk pakaianmu dan kambing-kambing jantan untuk pembeli ladang,
27  - pula cukup susu kambing untuk makananmu dan makanan keluargamu, dan untuk penghidupan pelayan-pelayanmu perempuan.
  • Ayat 21: Setiap orang sudah diberikan pelayanan/porsi-nya sendiri oleh Tuhan, menurut kesanggupannya masing-masing, dan orang lain yang akan menilai kita, bukan kita sendiri.

  • Ayat 22: Orang bodoh dalam hal rohani, orang yang bebal, tidak mau/mudah menerima Firman Tuhan. Meskipun dididik dan ditempa bersama-sama dengan orang-orang pilihan Tuhan tetap saja tidak ada efeknya, tetap bebal.

  • Ayat 23: Memperhatikan jemaat/komunitas-nya, mengawasi dan mengenal per-individu dengan baik.

  • Ayat 24: Semua yang bersifat fisik tidak ada yang abadi, termasuk warisan uang, tahta dan jabatan, kesuksesan. Seorang anak pendeta besar belum tentu mewarisi karakter dan bertindak sebaik ayahnya. Contoh di dalam Alkitab seperti tokoh Musa, Samuel, Imam Eli. Mereka tidak mewariskan jabatannya kepada anak-anaknya, tetapi kepada kandidat lain yang sudah dipilih Tuhan. Hal ini kembali lagi kepada hak prerogatif Tuhan mengenai siapa saja yang dipilihNya.

  • Ayat 25:
    1. Kalau rumput menghilang : ada era/angkatan yang akan berlalu/menghilang. Saya jadi teringat dengan kata-kata: "The Superstar Era is over" oleh kak Okky kemarin waktu pemutaran slide di camp FEC. Era ini akan digantikan oleh yang baru, sesuai dengan keinginan Tuhan, menurut Pak Sigit Wibisono kemarin, sekarang waktunya bagi komunitas untuk maju bagi Tuhan.
    2. Tunas muda nampak : kandidat angkatan baru sudah nampak, mereka sudah ada dan siap bertumbuh, orang-orang muda yang siap berperang bagi Tuhan, menggantikan angkatan yang lalu.
    3. Rumput gunung dikumpulkan : rumput gunung adalah rumput-rumput yang terbaik. Tuhan yang mengumpulkan anak-anaknya pilihanNya, orang-orang yang terbaik pada pandangan Tuhan, jadi bukan kita yang mengumpulkan anggota tubuh Kristus, tetapi Dia sendiri, tugas kita hanya menyediakan wadah bagi orang-orang ini, mereka yang akan terpanggil dengan sendirinya.

  • Ayat 26:
    1. Domba-domba muda untuk pakaianmu : orang-orang muda untuk bergabung di dalam pelayanan kita sekarang ini, jemaat bagi gereja.
    2. Kambing-kambing jantan untuk pembeli ladang : orang-orang dari agama lain akan datang ikut bergabung mengikut Yesus, memperluas ladang pelayanan kita.

  • Ayat 27: Susu kambing adalah susu yang paling baik mutunya (di Israel jaman ayat ini ditulis), jadi jangan khawatir akan kebutuhan kita sehari-hari, karena Tuhan akan memberikan yang terbaik, cukup untuk sekeluarga, bahkan untuk pelayan/pembantu kita.Atau di dalam artian yang lebih luas (komunitas/gereja) : dari penatua, jemaat sampai pegawai-pegawai kecil sekalipun akan menerima berkat terbaik dan dicukupi Tuhan.Tidak ada alasan untuk mundur dari pelayanan karena takut kekurangan uang, apabila Tuhan sudah memanggil kita untuk melayani, Ia pasti akan mencukupi kebutuhan kita, dan kita harus beriman penuh pada janjiNya.

Love

There are 4 kind of love:
Eros: Sexual Love, Philia: Friendship love, Storge: Familial love, Agape: Love of God / Christ.

The first three was natural things in human life, created by chemical process of human body, they are has a lot of limitation, and the word: "because of..." following each of them.

That's why Jesus said that loving someone you have; children, parents, friends, spouse etc. is not giving any credits. (Luke 6:32 - "But if you love those who love you, what credit is that to you? For even sinners love those who love them”).
It’s only a natural process, even animals love someone who love them.

But the last one, Agape, is an unconditional love, has no limitation, no circumstances following it. It’s a spiritual love, only the one within God’s grace will receive it. Agape is not something natural; it’s given by Holy Spirit. It’s not quite easy doing Agape; we have to fully inside God’s way of live in order to giving out Agape, sacrifice it’s the most “must do” thing. But, if we giving our self to God and having Holy Spirit inside us, Agape is easy to do.

Kepahitan dan Duri Dalam Daging

Setiap orang pernah merasa marah, hal ini merupakan reaksi alami yang normal, tetapi apabila kemarahan ini mulai bertransformasi menjadi kepahitan, pada akhirnya menjadi duri di dalam daging yang menyakitkan, yang terus menerus menggores dan melukai daging kita sepanjang masa.

Hal ini biasa terjadi apabila yang menyakiti kita adalah orang-orang terdekat yang kita kasihi; orang tua, pasangan, keluarga, anak-anak, sahabat dan sebagainya, karena tentunya kalau orang asing atau sekadar kenal saja tidak terlalu membekas di hati, karena kita tidak memiliki perasaan mendalam terhadap orang-orang tersebut.
Kita merasa sangat sakit karena yang menggores luka itu adalah orang yang kita kasihi, dan kita harapkan.

Firman Tuhan mengajarkan untuk mengampuni, mengasihi dan orang-orang yang sudah menyakiti kita, tetapi kadang sangat sulit untuk melakukannya, karena memang tidak semudah itu duri kepahitan tersebut keluar begitu saja.

Daging kita sendiri tidak mampu menyembuhkan luka yang dalam itu, bukan dengan usaha kita luka-luka batin tersebut dapat terobati, yang ada kita hanya berpura-pura mengampuni, tetapi sebenarnya duri itu masih tertancap dan terus menggores.

Kekuatan kita sendiri tidak mampu dapat mengobati dan memulihkan luka-luka batin, hanya TUHAN-lah yang mampu melakukannya. SERAHKAN, AKUI segala kemarahan dan kepedihan kita kepada Tuhan, katakan kepadaNya dengan TULUS kalau kita mau mengampuni dan mengasihi orang-orang yang sudah menancapkan duri tersebut di dalam hati kita, apapun perbuatan mereka selama ini, maka Tuhan akan mengulurkan TanganNya, mencabut duri itu dari daging kita dan mengobati luka-luka yang sudah ditimbulkannya.

Apabila selama ini pasangan, anak, orang tua, sahabat terbaik kita sudah menghancurkan hati atau bahkan kehidupan kita, LEPASKAN segala beban itu dengan menyerahkan segalanya kepada Tuhan, maka kita akan memperoleh KEDAMAIAN dan KEBAHAGIAAN di dalam hidup kita. Roh Kudus akan bekerja dan menguasai hati kita, melindungi dan menjaganya senantiasa, sehingga hidup kita tidak akan sama lagi, penuh suakcita di dalam HADIRAT-NYA senantiasa.

Talenta Untuk Tuhan

Pada kisah perumpamaan tentang talenta (Mat 25:14-30) dikisahkan tentang 3 orang hamba yang diberikan talenta, ada yang diberikan 5, 2 dan 1 talenta oleh tuannya, masing-masing menggandakan talentanya itu untuk diserahkan kembali pada tuannya, kecuali yang diberi 1 talenta, ia mengubur talenta tersebut, sehingga ketika tuannya kembali, hamba yang disebut jahat dan malas ini mendapat hukuman karena ia tidak menjalankan talentanya.

Apakah yang dimaksud dengan talenta? Talenta adalah keahlian, bakat, kelebihan kita yang diberikan Tuhan. Semua talenta yang diberikan kepada kita pasti berguna, karena Tuhan tidak pernah memberikan sesuatu yang sia-sia kepada manusia.

Tujuan diberikannya talenta ini adalah untuk “dijalankan” bagi pekerjaan Tuhan, dan setelah mendapat hasil berganda, harus diserahkan kembali kepada Ia yang telah memberikannya kepada kita.

Artinya kita harus mengembangkan talenta-talenta pemberian Tuhan dan mempergunakannya untuk melayani pekerjaan Tuhan, kita tidak boleh “menguburnya” yaitu tidak dipergunakan atau dipergunakan namun untuk kepentingan diri sendiri saja.

Bisa saja orang ada yang diberi 5 talenta (seorang yang sangat pandai dan berbakat), tapi ia mengubur semua talentanya, ia mempergunakannya untuk kepentingannya sendiri saja, bukan untuk Tuhan, atau ia mengacuhkan talenta-talentanya karena malas mengembangkannya. Tuhan memperhitungkan ini sebagai hal yang jahat, karena talenta adalah sarana yang diberikan Tuhan untuk melayani pekerjaanNya di bumi ini, jadi bukan milik kita, itu adalah milik Tuhan.

Misalnya saja, seorang karyawan diberikan handphone dan mobil sebagai fasilitas oleh perusahaannya, tetapi si karyawan malah menyimpan saja barang-barang tersebut, sehingga ia tidak melaksanakan tugas dari perusahaannya, atau si karyawan mempergunakannya untuk kepentingan pribadi saja, bukan untuk kepentingan perusahaan.

Tentunya sewaktu dilihat dari hasil kerjanya yang nihil, karyawan ini pasti dipecat dan fasilitas-fasilitas tersebut akan ditarik kembali oleh perusahaan tempat ia bekerja bukan?
Begitu pula dengan Kerajaan Surga, segala milik Kerajaan harus dipergunakan untuk pengembangan Kerajaan itu sendiri, bukan yang lain.

Kita adalah “karyawan-karyawan Surgawi” di bumi ini, kita wajib mengembangkan Kerajaan Surga, dengan memperkenalkan Yesus Kristus yang adalah Tuhan dan Raja segala raja di bumi ini, segala tata cara kehidupan hidup Surgawi yang berkenan di hadapan sang Raja, itulah yang harus kita “promosikan” selama kita masih diberi waktu untuk hidup, supaya setelah tiba di Surga nanti, kita akan mendapat upah, sesuai dengan hasil kerja kita selama di bumi.

Talenta, segala harta benda, bahkan hidup kita ini hanyalah fasilitas dari Kerajaan Surga yang diberikan oleh sang Raja Yesus Kristus, supaya kita dapat melaksanakan tugas-tugas kita di bumi ini dengan baik, semua itu bukanlah milik kita pribadi. Setelah kita selesai bertugas, semuanya itu harus dikembalikan pada sang Raja.

Jadi jangan ada yang minder karena hanya diberi satu talenta, atau sombong karena diberi banyak talenta, karena masing-masing sudah di-set oleh Tuhan sendiri, memiliki porsi masing-masing, sesuai dengan yang dibutuhkan olehNya.
Jadi ingat, kalau kita tidak berjalan sesuai kemauanNya, segala fasilitas, termasuk hidup kita bisa diambil olehNya, dan kita akan kena hukuman seperti hamba yang mengubur talenta tuannya.

Hal yang harus dipahami, menjalankan talenta adalah PERINTAH, bukan PERMINTAAN, apapun yang di-Firmankan Tuhan kepada kita harus dilaksanakan, jadi jalankan dan gandakan talenta kita untuk pelebaran dan pengembangan Kerajaan Surga di bumi ini semaksimal mungkin, supaya seperti hamba-hamba yang diberi 5 dan 2 talenta, kita akhirnya mendapatkan kebahagiaan di Surga kekal.

Perbuatan yang baik dan benar

Perbuatan yang baik dan benar adalah mengasihi Yesus dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Itulah hukum utama dan terutama di dalam hidup, maka kita akan dengan mudah melakukan hukum yg kedua yaitu mengasihi manusia seperti dirimu sendiri.

Tidak ada lagi perbuatan baik yg benar di mata Tuhan, hanya melalui mengasihi Tuhan Yesus dalam segala hal, karena Ia jalan kebenaran dan hidup.

Kesalehan seorang manusia dianggap seperti kain kotor (Yes 64:6), karena perbuatan baik yang tidak berdasarkan atas kasih kepada Tuhan hanya untuk memenuhi keinginan diri/keuntungan pribadi, yaitu kasih yg bersyarat, minta bayaran.

Dengan mengasihi Tuhan seutuhnya, kita akan mampu mengasihi segala sesuatu yg diminta olehNya untuk kita kasihi, kasih tanpa syarat, karena merupakan karunia Tuhan.

Markus 12
12:29 Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.

12:30 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.

12:31 Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."


Yohanes 14:6
Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”


Yesaya 64:6
Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin.

Give It To The Programmer

Happiness in nothingness…
Well, that’s the way my life is flowing, if you are clean and empties enough, will be easier for God to accessing your life.

Consider your life is a computer and God is the programmer. Your brain/thought is the hard disk, and your heart is the keyboard. God Words is the anti-virus. Sometimes when you’re accessing your computer, it’s becoming slow, behaved strangely and won’t do what you wish. It’s because the hard disk already full, the programs is messy, too many unused files, worm even viruses contaminating the whole programs.

Just say you wish to find a recipe for dinner, but rather than giving a yummy ingredients, the computer popping up an advertisement…what will you say?
“Useless computer! I’m tired of this…why the anti-virus won’t update????”
Now put your position in God’s position…HE might be very tired try to accessing human heart which is thought already full with something that HE doesn’t need! Junks!

The person must be forgetting to update the anti-virus: GOD WORDS. It’s protects you from the evil. The evils contaminating human heart freely without protection of God Words, messing out your brain with awful thoughts and make your life so hard, suffer and miserable…that will leads to internal damage, sometimes it will be permanent.

If it’s happened, ask HIM, the programmer of your life…to format, eliminate the mess, so it will be empty and clean to receive good and useful programs for GOD the Programmer. Then…the computer will perform the best way the programmer wants, your life and your work is maximal, meaningful for GOD abundantly.

When God exist and fill your day to day life, happiness will flow automatically; you don’t have to look for it no more.

------------------------------------------------------------------------------------------------
Psalms 119:105    Thy word is a lamp to my feet, and a light to my path. (R. Webster)

Psalms 17:4    Concerning the works of men, by the word of thy lips I have kept [me from] the paths of the destroyer. (R. Webster)

Mathew 6:33    But seek ye first the kingdom of God, and his righteousness; and all these things shall be added to you. (R. Webster)

I John 5: 18    We know that those who have been born from God don't go on sinning. Rather, the Son of God protects them, and the evil one can't harm them. (God’s Word Version)