Tuesday, October 12, 2010

Hidup Berkecukupan di Dalam Tuhan

Tidak Cukup! Kata-kata itu kerap kali terdengar bila kita merasa pendapatan kurang memadai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sebagai kelanjutannya kita akan mulai bersungut-sungut, merasa selalu tidak puas dengan keadaan kita sekarang ini, yang bila dibiarkan akan berakar dan menetap di dalam pola hidup, kita akan selalu merasa kekurangan dan tidak bahagia.

Kita akan mulai melirik teman-teman kita, yang kelihatannya lebih berkecukupan daripada kita, dan bertanya-tanya; kenapa aku tidak seperti dia yang hidupnya sejahtera? Kenapa pekerjaannku sekarang tidak diberkati Tuhan?
Bersama dengan hal-hal ini mulailah timbul iri hati, menginginkan kepunyaan teman, dll. yang akan terus berakumulasi menjadi kepahitan di dalam hidup.

Hal ini terjadi kalau kita terlalu terikat dengan uang, bukan bergantung kepada Tuhan. (Pengkotbah 5:9).

Sedangkan Tuhan Yesus memerintahkan murid-muridNya untuk hidup seadanya di dalam pengutusan mereka? (Matius 10:9-10). Ia berkata, setiap pekerja patut mendapat upahnya! Jadi bila kita melakukan apa yang benar dan berkenan di hadapan Tuhan, Ia pasti mencukupi kita apapun keadaaanya ( Mazmur 34:10-11).

Apapun yang diberikanNya kepada kita, seharusnya cukup untuk kehidupan kita sehari-hari, karena Dialah yang memiliki hidup ini, Ia lebih tahu segala kebutuhan kita daripada kita sendiri.

Cobalah untuk men-trace back kehidupan kita, mungkin ada yang tidak berkenan kepada Tuhan, atau memang kita terlalu suka berfoya-foya dengan uang yang dipercayakan kepada kita? Sehingga besar pasak daripada tiang? Di Amsal 21 tertulis bahwa orang yang suka bersenang-senang menghamburkan uang tidak akan menjadi kaya.

Maka dari itu kita harus hidup kudus dan berkenan kepadaNya, ikuti segala FirmanNya, bacalah Alkitab sebagai petunjuk dan bersekutu dalam doa setiap hari, sehingga Ia akan selalu memberkati kita, karena apa yang kita tabur, itulah yang kita tuai, segala perbuatan kita ada konsekuensinya. Hidup berkenan kepda Tuhan = Hidup berkecukupan.

No comments:

Post a Comment